Update of my life : DAY 6
was posted at February 09, 2020 with 0 comments

Selama Hiatus, aku punya banyak sekali waktu terutama untuk diriku sendiri. Aku bisa banyak meditasi, menulis, bercerita kepada diriku sendiri dan tentu saja membaca buku --satu hal yang sudah aku lupakan sejak lama--. Aku benar-benar sedang refreshing, kembali me-refresh kehidupanku yang penuh dengan messed up things.

Pada suatu hari di siang yang cerah, rasanya badanku lemas sekali. Beberapa hari yang lalu aku mulai Detox Socmedku dengan membereskan rumah.  Ternyata membersihkan rumah sehari full bisa membuatku lemas berhari-hari. Ada benarnya juga kata-kata suamiku, saat dia bilang "kita enggak akan bisa ngerjain semuanya sekaligus". Tadinya aku menggerutu dalam hati setiap kali dia bilang begitu. Aku pikir, "kenapa harus ditunda kalau bisa dikerjakan dalam sehari? Toh dalam KonMari kan kita seharusnya decluttering atau membereskan semuanya besar-besaran. Kenapa aku harus membereskan barang dalam waktu berhari-hari?". Ternyata memang melelahkan. Dan kelelahan yang aku rasakan itu bukan cuma sehari. Yang lebih membuatku (kembali) stres adalah di hari-hari aku capek ini, barang-barang yang sudah rapi kembali berantakan. Salahku juga sih tidak membereskan pakaian terlebih dahulu. Rencana awalku adalah saat aku sudah membeli vacum plastic buat pakaian, baru akan ku bereskan tapi ini malah jadi semacam "disaster". Karena semua jadi kembali berantakan. Dan aku benar-benar capek. Badanku lemas. Aku hanya ingin berada di kasur seharian.

Aku beranjak ke kamar mandi, lalu ke dapur. Dimana semua barang sedang tidak pada tempatnya. Tumpukan mangkuk, piring, gelas tersusun di bak wastafel. Kentang masih berada dalam plastik bertumpuk dengan wortel. Bumbu penyedap di samping pemanggang roti. Blender masih penuh dengan mangga (gagal --alias masih muda) plus dengan susu putih yang berbusa karena sudah terlanjur aku hancurkan tapi belum sempat aku buang. Ahh benar-benar jorok, gumamku. Tidak sampai disitu. Hal paling menggelikan untukku adalah sampah. Dan sampahku pun masih tergeletak. Memang sudah dibalut plastik berkali-kali dan diikat tapi tetap saja namanya juga sampah. Aku masih bergidik ngeri melihat kenyataan dapurku yang tadinya sudah mulai rapi kembali berantakan, it worst instead. Aku ingin mengeluarkan sampah itu sampai pada saat plastik sampah yang satu menyentuh plastik sampah lainnya. Harusnya aku baik-baik saja, tapi seperti ada gerakan-gerakan yang sangat banyak kelihatan dari bolongan ikatan sampah plastik hitam itu. Ya, para alien (you know what I mean, rite?) itu berada disana. Menggeliat. Aku masih ngeri membayangkan betapa banyaknya mereka. Mereka menumpuk satu sama lain. Bahkan aku lebih baik menyebut mereka alien dan membayangkan mereka berwarna hijau dengan kepala besar ditutupi helm akuarium dibanding harus menyebut nama mereka dan mengingat bentuk mereka yang kecil putih kekuningan. Mungkin aku tidak akan makan hari ini, hmmm.....

Aku menyentuh salah satu piring yang sudah berisikan banyak semut. Padahal aku rasa itu bukan piring bekas makanan manis. Tapi sepertinya semut-semut itu benar-benar riang gembira menari di atas piring yang ingin aku cuci itu. Dan tidak selang 3 detik, aku menarik tanganku kembali sambil mengebas-ngebaskannya di bawah kucuran air wastafel. Aku hampir saja menangis. Perih sekali. Sengatan semut itu seperti sengatan listrik. Punggung tanganku memerah. Moodku hancur sudah. Aku matikan air aku kembali ke kamar sambil memegangi tanganku. Hancur sudah rencanaku hari ini.

-------------------

Ternyata aku tidak bisa membereskan semuanya dalam satu hari. Mungkin aku yang salah mengartikan KonMari Method dari Marie Kondo. Mungkin harusnya aku baca bukunya dulu baru aku mengerti metodenya dibandingkan aku menonton semua video vlog orang-orang di youtube yang membereskan menggunakan metode ini. Aku rasa banyak hal yang terlewatkan olehku. Jadi, aku memang harus mempelajari dulu baru bisa menerapkan. Sama seperti hal apapun di dunia ini, kita gak bisa langsung menerapkan tanpa mempelajari dulu kan?